Habitat Semakin Sempit, Gajah di Riau Dekati Kebun dan Pemukiman Warga
PEKANBARU, KANALSUMATERA.com - Akibat berkurangnya lahan hutan dan terdesaknya mereka dari habitatnya, membuat gajah di Riau semakin sering terlihat memasuki area perkebunan penduduk.
Penampakan kawanan gajah di sekitar kawasan perkebunan maupun pemukiman manusia di Riau semakin sering terlihat sejak awal Januari hingga Juni 2019 dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
"Meningkatnya konflik gajah di Riau secara umum disebabkan semakin berkurangnya ruang jelajah serta berkurangnya pakan dan tempat hidup satwa dilindungi tersebut," kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono, Sabtu (6/7/2019).
Dari data Balai Besar Konservasi Sumber Daya Hayati (BBKSDA) Riau, seperti dilansir kompas.com sejak awal Januari hingga Juni 2019, penanganan konflik gajah terjadi di berbagai wilayah seperti di wilayah Duri, Kabupaten Bengkalis, kemudian di Kecamatan Peranap dan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu, serta di Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.
"Di Duri, Kabupaten Bengkalis, seekor anak gajah harus kami evakuasi akibat terkena jerat," ucap Suharyono.
Di Kecamatan Peranap dan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu, kawanan gajah masuk ke perkebunan sawit warga. Petugas diturunkan dibantu 2 gajah latih untuk melakukan penggiringan ke kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Sementara, di Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, ada 11 kawanan gajah yang masuk ke kawasan perkebunan warga.
"Ada 11 kawanan gajah liar saat ini berada di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, posisinya berada di semak belukar yang berdekatan dengan kebun warga," kata Suharyono.
Tim BBKSDA Riau dibantu beberapa warga, anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Babinsa desa setempat sejak Jumat (5/7/2018) kemarin, melakukan penggiringan kawanan gajah liar dari lokasi semak belukar menuju habitatnya. Penggiringan 11 gajah liar di Dusun III, Desa Karya Indah, dilakukan dengan menggunakan dua gajah jinak dari Pusat Latihan Gajah Riau di Minas.
Dalam penggiringan ini dilakukan penjagaan di beberapa titik tempat lintasan, agar kawanan gajah liar tidak masuk kembali ke daerah pemukiman warga.
"Sampai saat ini tim kami masih terus berada di lokasi melakukan penjagaan agar dapat memantau pergerakan kawanan gajah liar ini," ujar dia.
Suharyono mengungkapkan, dengan meningkatnya konflik, penanganan konflik gajah pada tahun 2019 ini juga meningkat.
"Semua kami respons dengan segera dan menurunkan tim, bahkan sampai menurunkan bantuan gajah latih kami. Namun, kendala di lapangan tidak semudah yang kami bayangkan karena terkadang kami mendapat kendala saat menggiring, karena masyarakat ada yang menghalau tidak mau dilewati kebunnya," ujar dia.
"Padahal, kami sudah memberikan imbau kepada masyarakat setempat, sehingga gajah liar yang kami giring ke habitatnya berputar-putar di kawasan tersebut karena tidak tahu harus melewati jalur mana," ujar dia.kpc/ks